Thursday, July 27, 2017

Amalan Umat Islam Yang Bersumber Dari Ajaran Hindu












Banyak tradisi di beberapa lingkungan masyarakat Islam khususnya di Indonesia yang sebenarnya tidak diajarkan dalam Islam. Tradisi tersebut sudah menjadi kepercayaan Umat Islam di Indonesia, bahkan apabila tidak dikerjakan ada istilah "PAMALI" karna takut dengan istilah tersebut akhirnya kita mengerjakannya yang ternyata bukan bersumber dari agama Islam, tetapi bersumber dari agama Hindu. Agar lebih jelasnya dan agar umat Islam tidak tersesat, ini beberapa hal yang seolah-olah bermuatan Islam tetapi sebenarnya bersumber dari agama Hindu.

1. Tentang Wanita Hamil

Selama bayi dalam kandungan dibuatkan tumpeng selamatan (telonan, tingkepan). [Hal ini] terdapat dalam kitab Upadesa hal. 46. Dan setelah bayi lahir, ari-ari[nya] terlebih dahulu dibersihkan dan dicampurkan dengan bunga, dan kemudian dimasukkan dalam kelapa/kendil untuk kemudian ditanam. Bila perempuan di kiri pintu, bila laki-laki di kanan pintu dan diadakan genduri (sepasar, selapan, telonan, dst)
Tentang bunga Putih : Dewa Brahma, Merah : Dewa Wisnu, Kuning : Dewa Syiwa

2. Tentang Pujian

Yakni yang dilakukan sesudah adzan untuk menunggu iqomat]Terdapat pada kitab Rig Weda hal. 10 :”Tunja tunji ya utari stoma indrastya wajrinah nawidhi asia sustutim” Artinya : ‘Makin tinggilah pujian kami dalam nyanyian kepada Dewa Indra Yang Perkasa’.
[Hal ini] bertentangan dengan Firman Alah :”Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’roof[7] : 205). Periksa juga 7 : 55, 19 : 1,2,3.

3. Acara Kematian 7, 40, 100, 1000

Kita mengenal sebuah ritual keagamaan di dalam masyarakat muslim ketika terjadi kematian adalah menyelenggarakan selamatan kematian/kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 harinya. Disini kami mengajak anda untuk mengkaji permasalahan ini secara praktis dan ilmiah.
Setelah diteliti ternyata amalan selamatan kematian/kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 hari, bukan berasal dari Al Quran, Hadits (sunah rasul) dan juga Ijma Sahabat, malah kita bisa melacaknya dikitab-kitab agama hindu.
Disebutkan bahwa kepercayaan yang ada pada sebagian ummat Islam, orang yang meninggal jika tidak diadakan selamatan (kenduri : 1 hari, 3 hari, 7 hari, 40 hari dst, /red) maka rohnya akan gentayangan adalah jelas-jelas berasal dari ajaran agama Hindu. Dalam agama Hindu ada syahadat yang dikenal dengan Panca Sradha (Lima Keyakinan). Lima keyakinan itu meliputi percaya kepada :
- Sang Hyang Widhi
- Roh leluhur
- Karma Pala
- Samskara dan 
- Moksa 
Dalam keyakinan Hindu roh leluhur (orang mati) harus dihormati karena bisa menjadi dewa terdekat dari manusia [Kitab Weda Smerti Hal. 99 No. 192]. Selain itu dikenal juga dalam Hindu adanya Samskara (menitis/reinkarnasi).
Dalam Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti hal. 99, 192, 193 yang berbunyi : 
“Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus dan seribu".
Dalam buku media Hindu yang berjudul : “Nilai-nilai Hindu dalam budaya Jawa, serpihan yang tertinggal” karya : Ida Bedande Adi Suripto, ia mengatakan : “Upacara selamatan untuk memperingati hari kematian orang Jawa hari ke 1, 7, 40, 100, dan 1000 hari, jelas adalah ajaran Hindu.”
Telah jelas bagi kita pada awalnya ajaran ini berasal dari agama Hindu, kalo memang awalnya dari ajaran hindu terus yang jadi pertanyaan : lantas awalnya dari mana umat islam di indonesia mulai mencampurkan ajaran-ajaran islam kedalam ritual ini? 
Dengan cara menyusun rangkaian wirid-wirid dan doa-doa serta pembacaan Surat Yasin yang kita kenal dengan istilah "TAHLILAN" kepada si mayit dan dipadukan dengan ritual-ritual selamatan pada hari ke 7, 40, 100, dan 1000 yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi dan para sahabatnya. Apakah mencampur-campur ajaran seperti ini diperbolehkan??
Lalu apakah kita lebih memegang perkataan nenek moyang kita daripada apa-apa yang di turunkan Allah kepada RasulNya?
Allah berfirman :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
”Dan apabila dikatakan kepada mereka :”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”. Mereka menjawab :”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (QS Al Baqoroh ayat 170).
Allah berfirman :
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah kamu mencampuradukkan Kebenaran dengan Kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya” (QS Al Baqarah : 42).
Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh kita untuk tidak boleh mencampuradukkan ajaran agama islam (kebenaran) dengan ajaran agama Hindu (kebatilan) tetapi kita malah ikut perkataan manusia bahwa mencampuradukkan agama itu boleh, Apa manusia itu lebih pintar dari Allah???
Selanjutnya Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”.[QS. Albaqoroh : 208].
Allah menyuruh kita dalam berislam MENYELURUH, tidak setengah-setengah…
TIDAK SETENGAH HINDU…SETENGAH ISLAM…



Perhatian :
Tulisan ini bertujuan untuk saling menasehati sebagian kaum muslimin yang masih terjatuh pada amaliyah yang tidak memiliki dasar sama sekali dari Islam, bukan untuk mendiskreditkan agama lain, bukan karena pada sisi mereka (yang di luar Islam) ada kebenaran, justru pada mereka terdapat pokok-pokok kesesatan, yang kaum muslimin awam pun insya Allah mengetahuinya, dan telah jelas-jelas berbeda sumber aqidahnya. 
Barakallahu Lii Wa Lakum ...



No comments:

Post a Comment

Alasan Zionis Israel Ingin Menghancurkan Masjidil Aqsha

Upaya Zionis-Israel untuk menghancurkan Masjidil Aqsha sudah lama diketahui dunia. Mereka berkeinginan untuk membangun kembali Haikal...